Baterai
merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem starter dan sistem
kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai
basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk adalah baterai jenis basah.
Pada
kendaraan secara umum baterai berfungsi
sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah:
1) Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk
menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
2) Saat starter untuk mengidupkan sistem starter
3) Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik
pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari
alternator
Konstruksi Baterai
Baterai
terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak baterai, terminal baterai, elektrolit
baterai, lubang elektrolit baterai,
tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa
sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari
3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri.
Tiap
sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang tersebut
ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang
digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit baterai. Tiap sel baterai
terdapat plat positip, saparator dan plat negatip, plat positip berwarna coklat
gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu metalik (metallic
gray).

Gambar 2.
Konstruksi Baterai
Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling
(H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi
campuran adalah 64 % H2O
dan 36 % SO4. Dari campuran tersebut diperoleh
elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270 AH.

Gambar 3. Komposisi elektrolit
baterai
Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai
disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan
jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan lower level , sebagai indicator jumlah
elektrolit.
Sumbat Ventilasi
Sumbat
ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga
berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap
asam sulfat di dalam baterai dengan cara
membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam
sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.
Reaksi
Kimia pada Baterai
Baterai
merupakan pembangkitan listrik secara kimia. Listrik dibangkitkan akibat reaksi
kimia antara plat positip, elektrolit
baterai dan plat negatip. Saat baterai dihubungkan dengan sumber listrik arus
searah maka terjadi proses pengisian (charge). Proses tersebut secara
kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:
Plat (+) + Elektrolit + Plat (-) Plat
(+) +
Elektrolit + Plat
(-)
Saat
sistem starter berfungsi maka energi listrik yang tersimpan di baterai akan
mengalir ke beban, proses ini sering disebut proses pengosongan (discharge). Proses pengosongan secara kimia dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Plat
(+) + Elektrolit + Plat (-) Plat (+)
+ Elektrolit +
Plat (-)
Dari reaksi kimia tersebut terdapat perbedaan
elektrolit baterai saat kapasitas baterai penuh dan kosong, dimana saat baterai penuh elektroli terdiri
dari 2H2SO4, sedangkan saat kosong
elektrolit batarai adalah 2H2O.


Gambar 5.
Proses pengisian dan pengosongan
baterai
Rating Kapasitas Baterai
Energi
yang tersimpan dalam baterai harus cukup kuat untuk starter, untuk itu baterai
harus terisi penuh. Kapasitas baterai menunjukkan jumlah listrik yang disimpan
baterai yang dapat dilepaskan sebagai sumber listrik. Kapasitas baterai
dipengaruhi oleh ukuran plat, jumlah plat, jumlah sel dan jumlah elektrolit
baterai. Terdapat 3 ukuran yang sering menunjukkan kapasitas baterai, yaitu:
1) Cranking Current Ampere (CCA)
2) Reserve Capacity
3) Ampere Hour Capacity (AH)
Cranking Current Ampere (CCA)
Kapasitas baterai tergantung pada
bahan plat yang bersinggungan dengan larutan elektrolit, bukan hanya jumlah
plat tetapi besar ukuran (luas permukaan singgung) pada plat yang akan
menentukan kapasitasnya. The Internasional
standard memberikan nilai untuk capasitas baterai dengan SAE Cranking
Current atau Cold Cranking
Current (CCA Cold Cranking Ampere).
Nilai CCA dari suatu baterai adalah arus (dalam ampere) dari baterai
yang diisi penuh sehingga dapat memberikan arus untuk 30 detik pada 18 derajat
Celsius selama itu tetap menjaga tegangan setiap sel 1.2 volt atau lebih.
Reserve Capacity
Kapasitas layanan adalah banyaknya
waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar
25 ampere pada 27 derajat Celsius
setelah sistim pengisian dilepas.
Tegangan tidak boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total
untuk baterai 12 volt).
Ampere Hour Capacity (AH)
Kapasitas baterai adalah banyaknya arus pada baterai yang diisi
penuh dapat menyediakan arus selama 20 jam pada 27 derajat Celsius, tanpa
penurunan tegangan tiap sel dibawah 1.75 volt. Sebagai contoh: Sebuah Baterai
yang secara terus menerus mengalirkan 3 ampere untuk 20 jam dinilai memiliki 60
AH.
Rumus
menentukan kapasitas baterai adalah:
AH = A (amper) x H (Jam)
JIS
mendefinisikan kapasitas baterai sebagai jumlah listrik yang dilepaskan sampai
tegangan pengeluaran akhir menjadi 10,5 V dalam 5 jam. Sebagai contoh baterai
dalam keadaan terisi penuh dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A
selama 5 jam sampai mencapai tegangan pengeluaran akhir (10,5 V). Maka
kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam) 1 oC
Stiker Spesifikasi Baterai
![]() |
Baterai otomotif yang baru memiliki striker yang ditempelkan untuk memberikan informasi tentang spesifikasi baterai tersebut, salah satu model stiker baterai seperti tampak dibawah ini pada stiker di gambar di atas menunjukkan nomer kode area yaitu N57. Baterai tersebut memiliki 11 plat per sel dengan nilai 380 Cold Cranking Ampere dan tegangan baterai yang dihasilkan adalah 12 volt.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar